Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Hari ke-9 : me'aa/makaburu

Gambar
Hari Rabu (21/12/2022) yang menjadi hari ke-13 (sejak 8/12/2022) rangkaian upacara rambu  solo nek Kombongdatu dan Yuli Samban yang berlokasi di rante Sesean Ula, Lembang Buntu Batu Kec. Tikala, Torut dan menjadi acara akhir yaitu pemakaman/makaburu. Setelah 3 hari istrahat (allo katorroan) yang diisi dengan pertemuan atau duduk bersama rumpun keluarga untuk mempersiapkan acara makaburu. Acara pagi hari diawali dengan pemotongan 1 ekor kerbau jenis Sambao yang merupakan kerbau terakhir dari total 73 ekor kerbau yang dipotong dimana dagingnya akan dimasak ditengah halaman acara untuk dijadikan konsumsi khusus untuk acara pemakaman ini. Selanjutnya seluruh keluarga dekat mendiang harus berkumpul dalam lantang karampuan. Peti jenasah akan diturunkan dari lakkian untuk ditempatkan ditengah pelataran saat Ibadah penguburan. Sebelum diturunkan dari lakkian para keluarga melakukan sesi foto bersama diatas tangga lakkian yang  diurutkan mulai dari anak (berbaju hitam), cucu (biru), ci...

Hari ke-7 & 8 : mantunu

Gambar
Prosesi yang dianggap paling sakral dan klimaks dalam upacara Rambu Solo yaitu mantunu, dimana kerbau dan hewan pelengkap (babi, sapi, kuda, rusa, dan ayam) dikorbankan selama 2 hari sebelum prosesi penguburan (makaburu). Ritual ini dianggap paling sakral karena menurut kepercayaan adat Toraja yang dulu berasal dari Aluk Todolo, darah dari kerbau dan hewan pelengkap itu yang akan menjadi bekal arwah mendiang untuk menuju kehidupan baru di Puya (Surga) dan setelah berada di Puya, mendiang itu dapat memberkati anak cucunya yang masih hidup dibumi. Namun seiring dengan kepercayaan agama (Kristen dan Islam) yang telah dianut masyarakat Toraja, tujuan persembahan kerbau itu bertujuan untuk dikomsumsi dalam acara dan dibagi-bagikan kepada semua warga dan keluarga. Ritual mantunu ini secara finansial/anggaran merupakan alokasi terbesar sekitar 80-85% dari besaran biaya keseluruhan rangkaian rambu solo. Pagi hari semua kerbau dari berbagai jenis dan hewan pelengkap yang merupakan persembahan d...

Hari ke-5 & 6 : mantarima tamu

Gambar
Prosesi ini dianggap sebagai puncak rambu solo yang dilakukan selama 2 hari dengan menerima ungkapan duka cita dalam bentuk kunjungan keluarga dan kerabat dari mendiang. Dilakukan selama 2 hari untuk mengakomodir jumlah keluarga yang datang dan durasi waktu tiap tematik acara yang bermacam-macam. Rambu solo jenis sapu randanan barata yang dilaksanakan dalam Aluk Rante ini karena lokasinya bukan dalam kompleks tongkonan melainkan di lapangan terbuka (rante) milik keluarga besar Samban.  Penerimaan tamu diawali dengan proses pendaftaran di pos yang dikelola oleh aparat lembang (desa) karena terdapat retribusi pendapatan diluar pajak yang masuk dalam PAD lembang. Setelah pendaftaran, panitia akan mengatur alur proses antrian masuk ke pelataran acara. Didalam rante juga bersamaan dilakukan prosesi iring-iringan keluarga dekat mendiang masuk ke lantang utama tamu (karangpuan) dengan susunan yang bisa dibedakan berdasarkan warna pakiaan yang digunakan mulai anak (hitam), cucu (biru) dan ...

Hari ke-4 : ma'pamula

Gambar
Ritual utama rambu solo pada prosesi ungkapan duka/belasungkawa dari kerabat dan sanak saudara kepada keluarga dekat mendiang disebut mantarima tamu (penerimaan tamu) yang rencana selama 2 hari pada Rabu dan Kamis. Hari ini, Selasa (13-12-2022) dilakukan kegiatan ma'pamula yaitu kegiatan memasuki lantang masing-masing keluarga yang telah ditentukan lokasinya.  Sampai nanti saat prosesi ma'kaburu (penguburan) rumpun keluarga akan menempati dan mendiami lantang seperti tinggal dirumah dengan melakukan aktifitas seperti dirumah. Makna kegiatan ini mempererat tali kekeluargaan antar rumpun keluarga yang selama ini terpisah-pisah dari berbagai daerah untuk hidup selama beberapa hari bersama dalam 1 rumah atau perkemahan keluarga. Beberapa kegiatan harian yang dilaksanakan antara lain ibadah kedukaan, menerima kunjungan kedukaan dan mempersiapkan acara mantarima tamu keesokan harinya. Kegiatan pemotongan hewan (kerbau, babi dan ayam) sudah mulai dilakukan setidaknya 2-3 ekor kerbau, ...

Hari ke-3 : ma'pasonglo

Gambar
  Setelah 2 hari istrahat, hari ini (12-12-2022) prosesi rambu solo dilanjutkan dengan acara ma'pasonglo yang diawali dengan ibadah siang kemudian setelah arah sinar matahari turun (solo) peti jenasah yang telah 3 malam disemayamkan di alang kompleks tongkonan Buntu Lombok kemudian diarak menuju lokasi acara (rante) yang berjarak 3 km. Arak-arakan pawai ini didahului para ibu-ibu penumbuk lesung kemudian peti jenasah ditempatkan diatas keranda peti (saringan) yang menjadi badan rumah miniatur tongkonan (biasanya skala 1:250) dengan ukuran-ukiran khas Toraja. Kain merah atau lamba-lamba yang menjadi ciri khas prosesi ini dibentangkan puluhan meter yang dibawah diatas kepala para wanita (anak, cucu dan keluarga dekat) Nek Kombongdatu. Kain berwarna merah ini melambangkan kebesaran dan penghormatan tertinggi dari keluarga kepada mendiang. Dalam kepercayaan Toraja, warna merah menjadi warna paling tinggi nilainya. Arak-arakan ini kemudian memasuki lokasi acara utama (rante) dimana tela...

Hari ke-2 : ma'parokko alang

Gambar
Prosesi hari ini (9-12-2022) disebut ma'parokko alang bisa diartikan diturunkan ke alang/lumbung padi. Jenasah Alm. Nek Kombongdatu yang telah meninggal sejak 2 tahun lalu telah dibungkus dengan kain dengan panjang puluhan meter yang digulung berbentuk selinder seperti peti jenasah, kegiatan pembungkusan jenasah itu dikenal dengan prosesi ma'balun.  Posisi jenazah dari yang sebelumnya berorientasi arah timur -barat dengan kaki menghadap ke arah barat, dirotasi menurut sumbu utara-selatan dengan kaki di sebelah utara. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Toraja mengenai arah mata angin, bahwa: - Arah timur merupakan tempat bermukim para Deata. Kepala jenazah dihadapkan ke arah timur sebagai tanda ‘perpisahan’ atau telah lepas dari kontrol para Deata yang telah menganugerahi hidupnya selama masih di dunia. -Arah barat merupakan tempat bermukim To Membali Puang.Kaki jenazah yang sebelum diupacarakan dihadapkan ke arah barat menandakan bahwa jiwanya sedang menuju ke al...

Hari-1 : Ma'pasa Tedong

Gambar
Rangkaian panjang prosesi Rambu Solo Alm. Nek Kombongdatu dan Yuli Samban yang berlokasi di Lembang Buntu Batu Kec. Tikala, Kab. Toraja Utara diawali dengan prosesi ma'pasilaga tedong yang sejak turun temurun telah dilakukan oleh leluhur suku Toraja bahkan saat masih menganut kepercayaan aluk todolo yang kemudian diperbaruhi berdasarkan ajaran agama sejak Hindia Belanda masuk ke Toraja. Ma'pasilaga tedong ini mengandung makna dalam tatanan adat sebagai suatu selingan atau hiburan bagi keluarga yang sedang berduka pun hiburan bagi masyarakat setempat (pa'tondokan) yang telah melakukan gorong-royong membangun pondok atau lantang yang akan dijadikan tempat acara. Ma'pasilaga tedong diawali dengan prosesi Ma'pasa tedong. Pasa' yang artinya pasar sebagi tempat pertemuan namum dalam prosesi rambu solo ini maknanya untuk mempertemukan semua rumpun keluarga dengan membawa kerbau yang akan dikorbankan dalam acara rambu solo selanjutnya. Ma'pasa tedong dahulu dilakuka...