Banjir Walenrang Utara


Banjir yang terjadi pada Rabu, 22 September 2021 di Kec. Walenrang Utara pada beberapa desa (Siteba, Pongko, Salutubu, Salulino, Salutubu, Bolong, Kel. Bosso, Bosso Timur dan Ponsamelung) yang berada dalam daerah aliran sungai (DAS) Makawa menyebabkan kesusakan rumah warga, infrastruktur dan lahan pertanian.

Berdasarkan survey dan assesment sementara BPBD Luwu sampai Senin 27 September 2021 bencana banjir tersebur menyebabkan 247 rumah rusak ringan dan sedang, 14 rumah rusak berat, sarana Ibadah berupa Gereja 2 unit, kerusakan infrastruktur jalan dan 2 unit jembatan gantung yang hanyut, kesusakan lahan pertanian warga sekitar 10 Ha yang longsor serta tanaman padi yang terancam gagal panen sekitar 50 Ha. Banjir tersebut juga berdampak pada 300 KK dengan jumlah pengungsi sekitar 50 jiwa, bahkan terdapan wilayah terisolir di Desa Siteba yaitu dusun Andulan yang sampai saat ini belum terbuka akses menuju wilaya itu.

BPBD Luwu telah melakukan beberapa penanganan sementara dalam masa tanggap darurat dengan penerbitan SK tanggap darurat pada 23 September 2021 selanjutnya dipimpin langsung oleh Kalaksa BPBD Rahman Mandaria, menyalurkan bantuan logistic kepada masyarakat dengan mengerahkan tim reaksi cepat (TRC) membawa dan menyalurkan bantuan logistic, mendirikan posko dan tenda pengungsian. Bekerja dan berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penanganan korban di pengungsian. Tim TRC BPBD yang telah 5 hari di posko bencana juga bekerja sama dengan relawan Pemuda Pancasila, PSC 119 dan PMI Luwu menyalurkan bantuan dan logistic dari berbagai pihak


 

Kerusakan permukiman warga, BPBD Luwu juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perkim untuk penanganan jangka pendek dan jangka penjang untuk perbaikan rumah yang rusak berat. Penanganan infrastruktu yang rusak, BPBD Luwu melalui bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi telah melakukan survey pada Senin 27 September 2021 untuk perbaikan pasca bencana dan pebaikan sementara telah dilakukan oleh Dinas PUPR dibantu TRC dan warga pada jalan Desa Pongko yang putus akibat longsor. Tim satgas Gema Rekon BPBD juga akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR dan Dinas Perkim untuk penanganan pasca bencana terhadap infrastruktur yang rusak seperti jalan, jembatan, rumah warga dan fasilitas social.



Penanganan jangka menengah terhadap infrastruktur akan dilakukan dengan pembangunan proteksi penahanan pinggir sungai untuk mengamankan jalan dan permukiman masyarakat. proteksi dapat dibangun berupa talud pondasi atau sheet pile baja/beton. 

Untuk penanganan jangka panjang, Bidang RR BPBD Luwu telah melakukan koordinasi ke Balai Sungai Pompengan-Jenneberang Kementrian PUPR pada 24 September 2021 dan disepakati akan direncanakan penanganan pada DAS Makawa yang hulunya yang mencakup catchment area seluas 20.000 Ha di kawasan pengunungan Desa Siteba akan dibuatkan bendungan yang akan membagi volume air pada beberapa sungai (Sungai Makawa, Sungai Salulino, Sungai Salutubu dan Saluampak) sehingga volume air bah yang selama ini hanya mengalir pada sungai Makawa bisa terbagi. Hal ini diharapkan tidak akan menyebakan banjir bandang lagi. Selain memperbaiki dan menjaga kawasan hulu agar tidak rusak/gundul akibat pembukaan lahan.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Moderat

'Emas' Luwu (bag. 1)

Potensi Luwu